Thursday 26 September 2024

UAN PALING HORROR

Lagi rame soal efek penghapusan UAN, yang mana lulusan SMA tahun 2020 dst jadi "kurang qualified" untuk diterima di Universitas Uni Belanda karena ketiadaan SKHUN. Pembahasan UAN dan kurikulum pendidikan kita ini kompleks sih dan harus dibahas secara holistik, halaaahhhh... Kapan-kapan deh ya gue bahas, butuh banyak energi untuk membahas betapa "amazing"nya pendidikan kita, boro-boro mau ngomongin implikasi penghapusan UAN untuk lulusan yang ingin melanjutkan study overseas, liat dah kek mana wajah pendidikan kita di daerah 3T, Tertinggal, Terdepan, Terluar, nangis banget😭

Yang mau gue bahas kali ini adalah pengalaman gue menjalani UAN saat SMA. Dan UAN Matematika adalah UAN SMA terhoror buat gue. Kayak gimana tuh horrornya?

Sedikit flashback, kepada teman-teman gue saat kelas 3 SMA, yang dengan segala drama dan stereotype di kelas, dibilang yang pinter maunya main sama yang pinter aja. Hmmm... ga gitu ya Leon Winston, aing main sama siapa aja, tidak membeda-bedakan, buktinya gue bela-belain bikin belajar kelompok demi berbagi pengetahuan sama kalian semua tanpa terkecuali. Gue sampe bela-belain minta papan tulis gede ke bokap biar proper aja gitu saat belajar kelompok di rumah, ya meski pada akhirnya yang ikut belajar kelompok ya yang mau-mau aja😞 (You know what I mean, right?)

Masuk ke part Horror...

.
.
.
.
.
.
.
.

Suatu hari sebelum UN dilaksanakan, tiada angin tiada hujan... terucaplah permintaan dari beberapa teman-teman sekelas gue agar gue menjadi verifikator kunci jawaban UAN. Sumpah kayak? Hah??? Apaan neehhh??? 

Kalo dipikir-pikir, saat itu bener-bener gila sih, kalian minta gue jadi orang yang memverifikasi kunci jawaban yang kalian dapat itu reliable atau engga. Udah mana kalian minta gue untuk cek kunci jawaban lebih dari 1 mata pelajaran. For real? Saat itu gue speechless, menjadi murid dengan label pintar, otak encer, ambis rangking 1, whatever it is, kadang bak pisau bermata dua.

Kalo gue ga bantu, gue dibilang pelit, ga solid blablabla. Anjirrr, kalian ga tau beban mentalnya kek mana, kek mana gue harus ngumpetin kunci jawaban masuk ke ruangan, berkejaran dengan waktu ngerjain soal dan ensure jawabannya match atau engga dengan kunci jawaban dan beban moral gue kalo at the end semua pilihan di kunci jawaban itu ternyata salah, dan nilai kalian di mata pelajaran tersebut dibawah nilai minimal. Belum lagi resiko kalo gue tertangkap basah, emang lu pada bisa melindungi gue???

Atas nama SOLIDARITAS meskipun sebenernya gue merasa tertindas, akhirnya gue mengiyakan untuk jadi verifikator kunci jawaban, tapi gue hanya bersedia untuk cek kunci jawaban Matematika. Satu mata pelajaran aja udah beban, kek mana gue juga diminta cek kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dll.

Tahun 2009 tuh Peserta UAN dinyatakan lulus jika memenuhi standar nilai rata-rata minimal 5,50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. 

Akhirnya gue bikin perjanjian, semisal dari keseluruhan 40 soal, jawaban gue dan kunci jawaban match minimal 25 nomor, berarti kunci jawaban itu valid bisa dipake, karena at least dengan 25 nomor dengan jawaban yang benar, mereka udah bisa melewati nilai minimal 4.25. Kalo kurang dari itu, gue memutuskan untuk kunci jawaban, tidak valid. Gue akan kasih kode yang berbeda jika kunci jawaban tersebut valid atau tidak. Dan gue mengultimatum jangan cuma ngandelin atau nungguin gue ngasih kode, gue minta mereka kerjain dulu semua soal sebisa mereka, kan ga lucu kalo ada dari mereka yang bener-bener cuma nungguin gue ngasih kode alias ga ngerjain soal sama sekali, turns out itu kunci jawaban ga valid. Kek mana kauuu ngisi lembar jawaban dengan waktu yang tersisa, ABCDE dengan ngitung kancing?

Hari H tiba, sebelum ke sekolah, kita kumpul dulu di rumah salah satu temen yang lokasinya dekat dengan sekolah, terdistribusi-lah itu kunci jawaban (beserta dengan dosa-dosa dibaliknya hufff). Sebelum masuk ruangan, gue umpetin itu kunci jawaban didalam sapu tangan, dan dihari itu guru pengawasnya killer banget coyyy astaghfirullah. Udah mana ada tragedi penemuan sebaran garam dibawah taplak meja guru, entah siapa dari temen seruangan gue yang ngide untuk naburin garam di meja guru, buat apeee Michael Connor??? Biar itu guru jadi ngantuk gitu??? Hadeh, yang ada itu guru pengawas tambah galak dan makin ketat ngawasnya hadeh...

Setelah 1 jam, dengan 3x bolak balik ngecek jawaban yang match, gue menginfokan bahwa kunci jawaban Matematika tersebut valid. Kek mana lu ngasih kode ke temen-temen lu kalo kunci jawaban itu valid? Pokoknya ya begitu dah. Cukup Allah, hamba, dan temen-temen seruangan hamba yang tau. Apa yang lu dapet dengan bantu temen-temen lu itu? Gue dapet STK, Sekian dan Terima Kasih, ya ga ngarep apa-apa juga sih, yang penting kita aman, selamat, dan lulus.

Sampai ujian selesai, Alhamdulillah semua aman terkendali. Begitu keluar ruangan, gue menghela nafas panjang, dan gue robek-robek itu kunci jawaban dijalan pulang. Sometimes, dulu itu gue bertanya-tanya, darimana mereka dapat kunci jawaban, berapa uang yang mereka keluarin untuk dapetin kunci jawaban tersebut, terus siapa yang membuka amplop soal, siapa yang ngerjain soal-soalnya dan nyusun kunci jawabannya, terstruktur kah pembobolan soal-soal tersebut, atau oknumnya ya orang dalam juga?

Kalo ada dari staf Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membaca blog ini. Ya begitulah realita yang terjadi saat UAN. Horror!


Friday 3 May 2024

Robek Merobek Tas Kremes

Akhir-akhir ini lagi viral di sosial media, video seorang WNI merobek tas Kremes brand new di hadapan petugas Bea Cukai karena ga terima dikenakan duty and tax sekian puluh juta untuk tas tersebut. Yang bersangkutan mengaku nilai pembelian tas tersebut USD 1,000 sedangkan invoice yang ditemukan oleh petugas Bea Cukai untuk tas tersebut sebesar USD 4,000. Ga tau mana yang bener, namun pada akhirnya tas tersebut dirobek oleh Si Empunya.

Mencoba melihat kejadian ini dari dua sisi. Menurut gue pribadi, Bea Cukai kurang melakukan sosialisasi secara masif mengenai dasar pengenaan dan perhitungan bea masuk dan pajak atas barang-barang yang dibeli dari luar negeri. Kemudian, mereka harus kerja keras memperbaiki citra mereka di masyarakat yang kadung jelek karena oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Karena, agak useless kayaknya, ketika udah sosialisasi dari A sampe Z tapi karena image yang buruk, jadi masyarat yaaa ga mau dengerin, ga mau tau, bodo amat, atau justru malah tantrum berkoar-koar kalo BC ini lahan basah. Basah Basah Basah seluruh tubuh🎵~~~ eaaaa...✌🏼

Dari sisi WNI yang baik dan berbudi pekerti, mungkin bisa pro-active untuk cari tau gimana sih skema perhitungan duty dan tax untuk barang barang baru yang dibeli di luar negeri. Berapa sih kira-kira duty tax yang harus gue bayar kalo gue beli tas Karl Lagerfeld buat dibagi-bagiin ke bestie dan sanak saudara gue, wihhhhh kayak siapa tuhhhhh. Kalo Ibu yang itu gue percaya, beliau pasti bayar seluruh duty dan tax-nya tanpa ngedip 🙏🏼



Nah sebagai WNI yang baik, gue mencoba membantu Negara untuk mensosialisikan skema perhitungan bea masuk dan pajak. Here we go...


Contoh kasus :

Pak Sadimin pergi business trip ke Sharjah, sebelum pulang ke Indonesia, beliau mampir ke Mall of Emirates, beliau beli dah tuh heels merk antah berantah semisal Salahputar Ferragagalmoveon untuk istrinya tercinta. Total invoice pembelian USD 3,000. Sekembalinya ke Indonesia diperiksa dah tuh sama petugas BC. Berapa kira-kira total pungutan yang harus dibayar ?

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 203/PMK.04/2017, pembebasan bea masuk dan pajak impor FOB sebesar USD 500 per orang


Maka total pungutan yang harus dibayar oleh Pak Sadimin :

Nilai Pabean = USD 3,000 - USD 500 = USD 2,500

Bea Masuk (BM) = Tarif Impor x Nilai Pabean >> *10% x USD 2,500 = USD 250

*Tarif Bea Masuk (flat) sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 203/PMK.04/2017


Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) terdiri dari :

- PPN

- PPh

- PPnBM *Apabila termasuk kategori barang mewah


- PPN = Tarif PPN x (Nilai Pabean + Bea Masuk) >>

11% x (2,500 + 250) = USD 302.50

- PPh (dengan NPWP) = Tarif PPh x (Nilai Pabean + Bea Masuk) >>

7.5% x (2,500 + 250) = USD 206,25

- PPh (tanpa NPWP) = Tarif PPh x (Nilai Pabean + Bea Masuk) >>

15% x (2,500 + 250) = USD 412.50

*Tarif PPh sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.010/2017


Kita anggap Pak Sadimin punya NPWP ya yeorobun, maka Total Pungutan =

Bea Masuk + PDRI = USD 250 + ( USD 302.50 + USD 206,25 ) = USD 758.75


Rate of Exchange USD 1 to IDR saat ini IDR 16,000

Jadi Pak Sadimin harus membayar duty and tax sebesar USD 758.75 x 16,000 = IDR 12,140,000


PS: Semisal heels yang dibeli oleh Pak Sadimin adalah exactly Salvatore Ferragamo (bukan merk antah berantah Salahputar Ferragagalmoveon), persentase PDRI-nya berbeda ya yeorobon, karena akan terkategori barang mewah. Next kita akan bahas PPnBM.

Jadi gitu ya kira-kira yeorobun, semoga mencerahkan...


Wednesday 31 January 2024

62 Tahun

Yuhuuuu Blogger... Whassup!


Padahal hari ini lagi ga ada mood atau ide mau nulis apa. Tapi... Jeng Jeng, lagi bongkar-bongkar dompet nyari kartu BP Jamsostek malah nemuin sepucuk kertas yang lipatannya udah ga karuan. Jadi ada ide deh buat nulis.

Kertas ini berisi projecting masa depan yang ditulis dalam bahasa Inggris pada November 2013, 10 tahun lalu, ketika seorang Erina berumur 22 tahun. Mimpi yang ditulis saat kelas Grammar di Elfast, Kampung Inggris Pare Kediri. Kapan-kapan bahas tentang pengalaman saat menimba ilmu di Pare kali ya. Saat itu Miss (Tutor) minta kita untuk menulis mimpi atau projecting diri kita di masa depan beserta umur saat kita (diatas 50 tahun) achieved mimpi tersebut. Kalo bahasa sekarang, manifesting mungkin ya.

Pardon my grammar ✌🏻

Erina Novitasari (62 Tahun)   Nov 2013

1. Education

Master degree of business administration in Melbourne University with great GPA > 3.50 (Hahaha saya dan dedikasi saya yang tinggi terhadap pendidikan) Sampe GPA pun detail ditulis cumlaude diatas 3.50 🫠

Hai Erina usia 22 tahun, ini kamu usia 32 tahun yang sedang bicara sama kamu. Terima kasih ya udah striving great efforts dalam hal pendidikan. Bangga sekali saya sama kamu. Kalau orang-orang tanya, "Yang dulu di SD selalu dapet peringkat di kelas, sekarang jadi apa?"  Saya jawab, InsyaAllah jadi orang yang bermanfaat 😄 

Rasullullah SAW bersabda, "Khoirunnas Anfauhum Linnas" sebaik baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain

Mimpi kamu untuk study abroad, untuk saat ini belum keliatan hilalnya sih. Kalau menurut Allah itu yang terbaik untuk kamu, pasti Allah kasih jalan. Tapi melanjutkan pendidikan dalam negeri juga bagus kok.




2. Carrier (Ini maksudnya Career wkwkwk)

  • I will be a CEO
  • Business Development Manager in good company, fashionable, and respected manager who is loved by her employee
  • Business woman in traditional culinary, cake rangi. Famous business woman in Indonesia even world, make my own biography book
  • Have my own clothing (line), bag (brand)

Hmmmm... ku tengok-tengok banyak kali cita-cita karir mu ya. Business Development Manager? Sekarang sih kerjaan kamu Impor Koordinator. Kalo jadi Business Development Manager, kamu umur 32 tahun sih kayaknya ga kepengen 😁

Business woman in traditional culinary, cake rangi?  Iya, kamu sesuka itu sama kue rangi, tapi Erina usia 32 tahun sadar kalau kue rangi itu sulit untuk dijadiin bisnis kuliner yang sustain, olahan kopra ga bisa tahan lama sayyy. Terus saya juga ga yakin, tekad kamu untuk meningkatkan kuliner tradisional bisa konsisten? Berat, biar Mamitoko aja 😂 Famous business woman in Indonesia even world? Make my own biography book? Business woman yang terkenal ya? Emang kamu pengen terkenal? Yakin? Bikin Biography Book? Hmmm... kok kamu kepikiran sih? Kamu tau ga, kamu di usia 32 tahun malah pengennya menghindari spotlight.

Have my own clothing (line), bag (brand)? Hmmm... udah ga kepengen lagi sih kayaknya.

I will be a CEO? Alhamdulillah exceed your expectation, jadi komisaris-komisarisan 😂 Punya perusahaan sendiri yang didirikan bersama-sama with your husband, HWE Logistik Solusindo. Baru merangkak est. 2022, masih panjang perjalanannya, semoga sukses, jaya terus, bisa bertahan dari generasi ke generasi dan bisa membawa banyak manfaat. Aamiin Ya Robbal Aalamiin...


3. Family

I marry a clever man, smart man, one of his hobbies is same with me, reading.
He is funny man, makes me laugh when I am down, makes a joke.
He is responsible, lovely, romantic man, can singing, playing guitar or piano.
I have 3 children, 2 boys, 1 daughter.

Bentar bentar, kamu kok kayak mendeskripsikan jodoh spek karakter manga ya 
😂 Alhamdulillah usia 24 tahun kamu menikah, di usia 27 tahun kamu melahirkan anak pertama, seorang anak laki-laki bernama Nafiel Hanan Abqary. Soal laki laki yang nikah sama kamu, dia pinter kok, wawasannya luas, bisa diajak ngobrol topik apapun, mumpuni handle shipment ekspor udara. Karena dia-lah, kamu jadi tertarik sama dunia ekspor impor. He is not funny man, but family man. He is not romantic, but responsible. Bahasa cintanya bukan dengan bunga, tapi rela nunggu (jemput) kamu pulang kerja, nunggu berjam-jam karena lembur dadakan. Dan Alhamdulillah dia tidak memiliki sisi Patriarki dalam dirinya, dia mau membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, nyapu, nyuci baju, nyuci piring, nyetrika🥹. Dia ga bisa nyanyi, main gitar, apalagi piano. Tapi dia bisa membaca Al-Qur'an dengan tartil, dia mampu membuat kamu semakin mencintaiNya, semakin mendekatkan diri kepadaNya, dan semakin taat dalam menjalankan segala perintahNya, sesuai dengan doa yang kamu pinta.



Doa yang tertuang di prolog wattpad, cerita lengkapnya ada disini


4. Happiness 

When financial is settle (maksudnya financially stable, financial freedom), have my own house; lovely house, my own car audi. When I go to Paris, visit Eiffel, Dubai, visit Burj Khalifa, travel around the world. Make my parents pilgrimage to Mecca. When I have my own clothing (line), bag (brand). When I have large walking closet (maksudnya walk-in closet) which full of bag, shoes, hermes, furla, braun buffel, accesories. When I can share my wealth in a great amount to the poor or orphan regularly and continuously.

Saya Aamiin-kan untuk kebahagiaanmu Sayang, kebebasan finansial, lovely house sesuai keinginan kamu, mobil audi, Aamiin Ya Robbal Aalamiin. Untuk pergi ke Paris dan Dubai, di usia 32 tahun ini kamu detour, keinginan kamu untuk mengunjungi dua negara ini mulai sirna, karena ada negara top list to be visited. Semoga kamu bisa sholat berjamaah di sebuah kompleks masjid di negara tersebut dengan orang-orang tercinta, nyobain Kunafe khas negara tersebut, diwaktu yang tepat dengan fasilitas terbaik, Aamiin Allahumma Aamiin. Pilgrimage to Mecca, keinginan luhur dari jaman masih duduk di bangku sekolah, apalagi bisa beribadah kesana bersama dengan keluarga, orang-orang tercinta. Semoga Allah mampukan kamu untuk bisa memberangkatkan 4 orang tuamu ibadah haji dengan fasilitas terbaik. Semoga Allah undang, pantaskan, mampukan kamu juga untuk bisa beribadah haji saat usia muda, Aamiin Allahumma Aamiin

Dari dulu kamu kepengen banget punya walk-in closet, kamu udah punya banyak inspirasi designnya dari Tumblr. Aamiin, semoga kamu bisa punya walk-in closet ya. Tapi jangan lupa habit decluttering kamu jangan sampe hilang. Untuk punya tas hermes, furla, kayaknya engga deh, kamu usia 32 tahun ga kepengen banget punya tas branded. Pun pengen punya tas branded, kamu lebih milih merk branded yang ga umum kayak braun buffel. Untuk kalimat projecting yang terakhir, to be honest, saya agak menitikkan air mata, even 10 tahun yang lalu saat kamu baru lulus kuliah, kamu udah punya jiwa sosial, rasa kemanusiaan yang tinggi. Bismillah, InsyaAllah Sayang, tanpa ngeliat berapa jumlah saldo kamu di rekening, kamu bisa donasi beramal dengan nominal besar kepada mereka yang membutuhkan regularly and continuously. Aamiin Allahumma Aamiin...


Wednesday 24 January 2024

Tak Bisa Membaca dan Menulis

Bismillah...
 
 
Hello Blogger... It's been ages!

Sebelumnya mau minta maaf dulu untuk para readers yang minta contoh dokumen atau info catering dll terkait persiapan wedding. Saya udah lama banget ga buka blogger jadi ga baca komen-komen kalian. Maaf banget yaa...

Here we go...
 
Pagi ini setelah melihat cuplikan Desak Anies di Yogyakarta (Edisi Pendidikan) via Twitter, tiba-tiba keinginan untuk menulis muncul lagi. Eits, saya bukan mau bahas soal capres-cawapres ya, khusus topik tersebut mungkin akan saya bahas ditulisan berikutnya berikutnya berikutnya dan disclaimer dulu bahwa saya bukan pendukung salah satu paslon capres-cawapres. Saya masih belum menentukan pilihan, masih mendalami visi misi paslon capres-cawapres sampai hari ini.
 
Back to topic, di Desak Anies Edisi Pendidikan di Yogyakarta, ada salah satu seorang penanya bernama Zia berusia 15 tahun. Ia bertanya bagaimana sikap Pak Anies mengenai kurikulum di Indonesia yang mana kecenderungan sekolah menyamaratakan kemampuan murid sedangkan kemampuan anak murid tidak semuanya sama, namun berbeda-beda. Kemudian ia juga memaparkan konteks latar belakang dari pertanyaan yang ia sampaikan. Saat di TK kecil dahulu ia mengalami kesulitan membaca, dan juga kondisinya saat itu bahwa ia adalah murid pindahan dari kota lain, dan menurutnya juga usia anak saat TK ialah waktu atau masanya bermain. Hingga akhirnya ada satu momen dimana ia dan orangtuanya dipanggil ke sekolah terkait ketidakmampuannya untuk membaca, bahwa menurut gurunya, Zia mengidap dyslexia. Padahal saat ini di usia Zia 15 tahun ia mampu membaca buku bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan lancar. Disitu menjadi pertanyaan, bagaimana sikap Pak Anies mengenai situasi tersebut? Untuk jawaban lengkapnya bisa dilihat melalui link di bawah ini.




Pak Anies berkata "Di fase pendidikan usia dini, tidak boleh anak-anak diharuskan bisa membaca dan menulis, tidak boleh, itu masa bermain, biarkan anak-anak bermain. Nanti masuk SD baru mulai belajar membaca menulis". Pak Anies juga menyampaikan pengalaman pribadinya bahwa ia masuk TK umur 3 tahun, dan masuk SD umur 7 tahun, beliau mengenyam pendidikan TK selama 4 tahun, dan baru belajar membaca dan menulis saat kelas 1 SD. Kemudian beliau berkata bahwa ia beruntung karena baik orangtua maupun gurunya tidak pernah memaksanya untuk bisa calistung saat TK. Dan beliau sering menyampaikan kepada orang tua "Jangan pernah takut anaknya tidak bisa baca tulis ketika TK, kenapa? karena saya sendiri adalah contohnya. Alhamdulillah besarnya bisa baca dan bisa tulis. Tidak ada yang namanya terlambat belajar calistung, justru itu (usia dini) kesempatan bermain (untuk anak) yang harus dijaga".
 
Saat mendengarkan jawaban dari Pak Anies dan juga cerita singkat Zia saat mengenyam pendidikan usia dini, tiba-tiba bikin saya flashback saat TK dulu. Saya dulu bisa dibilang murid paling malas di kelas, ga ada motivasi untuk sekolah. Setiap disuruh untuk menulis kata sambung atau huruf tegak, belumlah itu tugas selesai, tapi bukunya sudah saya kumpulkan hahaha bener-bener bikin guru gregetan. Udahlah kena bully karena penampilan fisik, rambut keriting, jidat jenong, malas pula 😭

Sebenarnya itu semua jadi lingkaran setan, karena tidak nyaman jadi korban bully atau perundungan, membuat malas untuk sekolah, ga semangat untuk mengikuti kegiatan, muncullah sikap ogah-ogahan untuk mengerjakan tugas, membaca maupun menulis, tambah dibully lagi. Tapi rasanya saat itu, isu bully belum menjadi isu yang concerning jadi ya angin lalu saja. Dan seingat saya sampai ada satu guru yang melabeli saya anak pemalas.



"Rita jangan nangis kalau di ganggu sama temannya, Rita harus berani dan percaya diri" (Catatan Khusus Raport TK Cawu I)

"Rita sayang belajarnya harus tambah rajin" (Catatan Khusus Raport TK Cawu II)

"Kalau Rita ingin pintar belajarnya harus tambah rajin"
(Catatan Khusus Raport TK Cawu III)

Note: Rita adalah panggilan kecil saya


Long story short, setelah lulus saya kembali menginjakkan kaki ke TK tersebut. Saya ikut seorang tante yang hendak survei ingin menyekolahkan anaknya (sepupu saya) di TK tempat saya bersekolah dulu. Dan di hari itu, saya melihat guru yang dulu melabeli saya anak malas. Dari kejauhan saya melihat guru tersebut sambil berkata dalam hati "Bu guru, sekarang saya ranking 2 di kelas, saya bukan anak malas..."

Sama halnya seperti yang Zia alami, saya belum bisa membaca dan menulis saat TK dan ada beberapa faktor dibelakangnya. So please, jangan serta merta melabeli anak pemalas, perkembangannya lamban, hanya karena ia tidak bisa membaca dan menulis.

Dan prestasi akademik memang bukanlah segalanya, tapi pasti ada latar belakang mengapa seorang anak sangat berdedikasi tinggi terhadap pendidikannya.

Dear Nafiel, rest assured, InsyaAllah Mama ga akan memaksa kamu untuk bisa lancar membaca dan menulis saat usia dini. Meskipun kadang, to be honest, Mama ketar-ketir juga kalo ngeliat ada teman seumuran kamu yang udah bisa membaca, menulis, mengaji Iqro, atau sudah banyak hafalan surat-surat pendek. Tiap diskusi kekhawatiran Mama ke Papa, Papa selalu bilang "Udah ga usah banding-bandingin anak". 

Maklumi Mama ya Nak, Mama hanya khawatir tidak mempersiapkanmu dengan baik untuk mengarungi dunia yang keras ini. Dan InsyaAllah Mama juga ga akan menuntut kamu untuk memiliki prestasi akademik yang cemerlang. Setiap anak pasti memiliki potensi yang berbeda-beda, begitu juga dengan kamu. Selagi kamu mau berusaha dan bersungguh-sungguh, apapun hasilnya, kamu tetap anak Mama dan Papa yang membanggakan ❤️


24 Januari 2024