Assalamualaikum Ma...
I miss you a lot Ma, Al Fatihah. Aku mau update kehidupanku ke Mama. Aku abis kelas online, subjek materi malam ini masih HS code, pusing Ma hahaha, kepala rasanya ngebul, banyak dan luas banget ilmu kapebeanan tuh MasyaAllah. Sebelum Mama berpulang, Mama beberapa kali bertanya, kapan aku mulai sekolah kepabeanan. Tepat 1 bulan diklat berjalan, Mama berpulang. Salah satu doa terakhir yang aku minta dari Mama, doakan aku lulus sertifikasi ahli pabean tahun ini. Semoga ujian sertifikasi nanti aku bisa mengerjakan dengan baik dan lulus ya Ma, Aamiin. Dan yang ga kalah penting menguasai ilmunya sampai kedalam-dalamnya, Aamiin Ya Robbal Alamiin...
Selesai kelas online, aku buka tumblr Ma, akhir-akhir ini sering buka tumblr, barusan tadi aku scroll tumblr page sampai postingan paling pertama di tahun 2010 sambil dengerin lagunya bubble sister. Reminiscing, it feels good Ma, ngeliat celotehan-celotahanku, curahan hatiku, reblog yang relate dengan mimpi-mimpiku. Mimpi-mimpiku yang masih on the way, jadi lebih semangat lagi untuk meraihnya satu-persatu Ma💪🏻🥰
Ma, masuk bulan ke-2 diklat kepabeanan, aku baru menyadari sesuatu dan membuat aku merinding. Betapa Allah Maha Merencana, The Best Planner. Mama inget ga, setelah lulus SMP tuh aku kepengen banget masuk SMK, sebegitunya aku kepengen masuk SMK jurusan akuntansi. Aku udah bikin short-term life mapping, aku mau masuk SMK 14, saat itu SMK 14 adalah salah satu SMK yang jurusan akuntansinya terbaik di Jakarta. Dengan nilai UN aku saat itu 28,20 yang menurut guru-guru di sekolah, aku bisa masuk SMA 21, SMA 68, tapi aku bener-bener ga minat. Aku cuma mau masuk SMK. Tapi sayangnya Mama menolak keinginan aku saat itu, Mama ga setuju aku masuk SMK. Saat itu rasanya sedih banget. Jadi saat itu aku ikut aja kemauan Mama, masuklah aku di SMA Negeri pilihan Mama.
Kelas 1 SMA, mental rasanya amburadul banget, karena masuk SMA bukan keinginan aku, nilai hancur lebur. Awal awal semester, setiap pulang sekolah kerjaannya nangis. Udahlah masuk sekolah yang ga sesuai keinginan, nilai juga jeblok. Bohong kalo aku bilang aku ga peduli soal nilai Ma, luarnya aja masa bodoh dengan nilai yang jeblok. Padahal mah tiap malem kepikiran juga, bisa-bisanya matematika remedial mulu. Tapi ya begitulah ya Ma, roda kehidupan berputar. Waktu SMP, juara umum 3 tahun berturut-turut, begitu masuk kelas 1 SMA, remedial adalah teman karibku wkwkwk🤣
Alhamdulillah kelas 2 SMA, aku mulai kembali on track, ikhlas dengan yang sudah terjadi. Kembali jadi Erina yang tekun dan gigih. Ayah dan Mama ga pernah sama sekali nuntut aku untuk punya nilai bagus, ga pernah nuntut aku untuk berprestasi. Tapi yang aku rasain kalo nilai ga sesuai harapan tuh nelangsa banget, dan masih berlanjut sampai dibangku kuliah. Inget ga Ma, waktu itu nilai mata kuliah komunikasi bisnisku dapat nilai D. Aku bingung, ku tatap nanar itu KHS, merenung dimana yang salah, padahal UTS dan UAS kayaknya fine-fine aja, absen juga masuk terus. Siang itu langsung SMS dosennya panjang lebar dan bertanya alasan nilai saya D, apa yang bisa saya lakukan agar nilai saya lebih baik. Ga langsung dapat respon saat itu, tambahlah nelangsa, sampai akhirnya nazar, kalo nilainya berubah lebih baik, nazar khatam Al Qur'an dalam sebulan, saat itu pas mau masuk bulan Ramadhan. Alhamdulillah, kata dosen ternyata salah input, nilai yang benar itu A. Tapi Alhamdulillah ada hikmahnya, khatam Al Quran.
Soal keinginan masuk SMK, kayaknya aku ga pernah ngasih tau ke Mama alasan aku kepengen banget masuk SMK. Mama tau alasannya? Karena aku kepengen banget masuk STAN. Dimana relasinya? Karena saat itu yang ada dipikiranku, STAN itu penuh dengan per-akuntansi-an. Dengan aku masuk SMK, harapannya aku lebih siap dengan serba-serbi akuntansi. Sampai akhirnya lulus SMA, aku tetap persiapkan diri untuk ujian masuk STAN. Kata orang, masuk STAN itu susah banget dan kuliah disana pun sangat ketat, dikit-dikit DO. Tapi itu ga menyurutkan semangatku untuk masuk STAN.
Kenapa aku kepengen banget masuk STAN, dipikiranku saat itu lulusan STAN pasti terjamin lapangan pekerjaannya, jadi ASN bea cukai yang kayaknya tuh masa depan pasti cerah xixixi, dan kuliahnya gratis hehe. Inget ga Ma, Aku sampe ikut bimbel khusus masuk STAN, ngekos di bintaro (pertama kalinya ngerasain ngekos), meskipun rasanya berat buat Mama untuk ngelepas aku ngekos. Fase ngekos persiapan ujian STAN saat itu bener-bener memorable Ma, menyusuri STAN dari gerbang bintaro sampe gerbang ceger jalan kaki dalam keadaan puasa, tengah hari bolong. Hampir aja nyerah, karena saking panasnya dan kehausan. Hari itu hari puasa nazar terakhir (nazar puasa kalo berhasil masuk universitas negeri) Alhamdulillah ya Ma, aku lolos masuk universitas negeri, berkat doa Mama. Tapi emang manusia ga pernah puas, udah lolos masuk universitas negeri, masih juga nyoba ujian masuk STAN. Ya gimana ya, jauh sebelum ada SIMAK UI, SMB, SNMPTN dll, masuk STAN adalah impianku🥺
Namun pada akhirnya, jadi mahasiswi STAN bukan skenario terbaik untukku menurut Allah. Inget ga Ma, aku sampe ga nafsu makan, rasanya kayak kecewa banget sama Allah, kenapa udah usaha sedemikian rupa tapi ga lolos masuk STAN. Astaghfirullah Al Adzim, ampuni hamba Ya Allah. Kehidupan harus terus berjalan, aku kubur cita-cita untuk masuk STAN, bye bye👋🏻 Kemudian mulai masuk kuliah di UNJ, aku ketemu para sahabat yang baik hati, yang sampai hari ini kami masih tetap berkomunikasi, MasyaAllah. Mereka selalu hadir disaat-saat lowest pointku Ma, termasuk menemaniku dihari Mama berpulang.
Beberapa hari lalu, aku seperti diberikan gambaran besar dan gamblang Ma, alasan mengapa Allah ga luluskan aku masuk STAN dan jadi umbi. Ini para ASN sendiri yang melabelkan diri mereka umbi-umbian ya Ma😅 Setelah membaca thread di twitter mengenai sisi gelap ASN, aku mulai memahami dan menyambungkan titik yang satu dengan titik-titik lainnya, Allah sebenar-benarnya The Best Planner.
Ma, tanpa sadar, pekerjaan yang aku jalani setelah lulus kuliah, sampai mulai berkarir lagi setelah career break, sampai hari ini, membawaku dekat dengan hal yang aku sukai. Mentor diklatku semua lulusan STAN Ma, ada yang staf bea cukai, ada yang staf kemenkeu. Aku yang dulu berpikir bahwa STAN itu ruang lingkupnya akuntansi dan pajak aja, ga pernah terpikirkan kalo ekspor impor dipelajari juga di STAN dari sisi kepabeanannya, yang ternyata berkaitan erat dengan ekspor impor in whole package. Alih-alih merasa bahwa akuntansi adalah kesukaanku. Subjek kepabeanan, ekspor impor ini jauh lebih aku senangi, sesuai dengan passionku. Dan tanpa sadar Allah sudah men-skenariokannya sejak Agustus 2014, pertama kalinya masuk dunia ekspor impor lewat industri shipping.
Dulu sempet wondering, apa ya Ma alasan Allah masukin aku ke UNJ, jurusan pendidikan pula, apakah jadi guru? Tapi ternyata bukan. Kepengen jadi market research analyst, tapi ga sanggup sama overtime-nya. MasyaAllah, Allah Maha Baik. Aku sekarang paham Ma, meski butuh bertahun-tahun untuk tau arah skenario Allah dan khayr dibalik ketetapanNya. Bismillah aku siap jadi ahli pabean yang berkah dan bermanfaat, jauh dari hal-hal mudharat dan munkar. Doaku dengan pencapaian menjadi ahli pabean, hal tersebut baik untuk dunia dan akhiratku, Aamiin Ya Robbal Alamiin...
Oh ya Ma, kemarin pagi petinggi Qatar mengumumkan gencatan senjata permanen. Alhamdulillah Allahu Akbar, semoga kali ini begundal-begundal itu tidak ingkar ya Ma. Palestine will be free. Aamiin Ya Robbal Alamiin...
Good night Ma❤️
0 komentar:
Post a Comment