Friday 3 May 2024

Robek Merobek Tas Kremes

Akhir-akhir ini lagi viral di sosial media, video seorang WNI merobek tas Kremes brand new di hadapan petugas Bea Cukai karena ga terima dikenakan duty and tax sekian puluh juta untuk tas tersebut. Yang bersangkutan mengaku nilai pembelian tas tersebut USD 1,000 sedangkan invoice yang ditemukan oleh petugas Bea Cukai untuk tas tersebut sebesar USD 4,000. Ga tau mana yang bener, namun pada akhirnya tas tersebut dirobek oleh Si Empunya.

Mencoba melihat kejadian ini dari dua sisi. Menurut gue pribadi, Bea Cukai kurang melakukan sosialisasi secara masif mengenai dasar pengenaan dan perhitungan bea masuk dan pajak atas barang-barang yang dibeli dari luar negeri. Kemudian, mereka harus kerja keras memperbaiki citra mereka di masyarakat yang kadung jelek karena oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Karena, agak useless kayaknya, ketika udah sosialisasi dari A sampe Z tapi karena image yang buruk, jadi masyarat yaaa ga mau dengerin, ga mau tau, bodo amat, atau justru malah tantrum berkoar-koar kalo BC ini lahan basah. Basah Basah Basah seluruh tubuh🎵~~~ eaaaa...✌🏼

Dari sisi WNI yang baik dan berbudi pekerti, mungkin bisa pro-active untuk cari tau gimana sih skema perhitungan duty dan tax untuk barang barang baru yang dibeli di luar negeri. Berapa sih kira-kira duty tax yang harus gue bayar kalo gue beli tas Karl Lagerfeld buat dibagi-bagiin ke bestie dan sanak saudara gue, wihhhhh kayak siapa tuhhhhh. Kalo Ibu yang itu gue percaya, beliau pasti bayar seluruh duty dan tax-nya tanpa ngedip 🙏🏼



Nah sebagai WNI yang baik, gue mencoba membantu Negara untuk mensosialisikan skema perhitungan bea masuk dan pajak. Here we go...


Contoh kasus :

Pak Sadimin pergi business trip ke Sharjah, sebelum pulang ke Indonesia, beliau mampir ke Mall of Emirates, beliau beli dah tuh heels merk antah berantah semisal Salahputar Ferragagalmoveon untuk istrinya tercinta. Total invoice pembelian USD 3,000. Sekembalinya ke Indonesia diperiksa dah tuh sama petugas BC. Berapa kira-kira total pungutan yang harus dibayar ?

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 203/PMK.04/2017, pembebasan bea masuk dan pajak impor FOB sebesar USD 500 per orang


Maka total pungutan yang harus dibayar oleh Pak Sadimin :

Nilai Pabean = USD 3,000 - USD 500 = USD 2,500

Bea Masuk (BM) = Tarif Impor x Nilai Pabean >> *10% x USD 2,500 = USD 250

*Tarif Bea Masuk (flat) sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 203/PMK.04/2017


Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) terdiri dari :

- PPN

- PPh

- PPnBM *Apabila termasuk kategori barang mewah


- PPN = Tarif PPN x (Nilai Pabean + Bea Masuk) >>

11% x (2,500 + 250) = USD 302.50

- PPh (dengan NPWP) = Tarif PPh x (Nilai Pabean + Bea Masuk) >>

7.5% x (2,500 + 250) = USD 206,25

- PPh (tanpa NPWP) = Tarif PPh x (Nilai Pabean + Bea Masuk) >>

15% x (2,500 + 250) = USD 412.50

*Tarif PPh sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.010/2017


Kita anggap Pak Sadimin punya NPWP ya yeorobun, maka Total Pungutan =

Bea Masuk + PDRI = USD 250 + ( USD 302.50 + USD 206,25 ) = USD 758.75


Rate of Exchange USD 1 to IDR saat ini IDR 16,000

Jadi Pak Sadimin harus membayar duty and tax sebesar USD 758.75 x 16,000 = IDR 12,140,000


PS: Semisal heels yang dibeli oleh Pak Sadimin adalah exactly Salvatore Ferragamo (bukan merk antah berantah Salahputar Ferragagalmoveon), persentase PDRI-nya berbeda ya yeorobon, karena akan terkategori barang mewah. Next kita akan bahas PPnBM.

Jadi gitu ya kira-kira yeorobun, semoga mencerahkan...